Sabtu, 11 Januari 2014

Tarian Papua oleh Pudihardjo di Pantai Carita (fransiskan gelo)

Hidup Hanya Satu Kali: Legenda Pribadi

Ini adalah sharing berkaitan dengan pemahaman religius saya! Bila ada yang berpemahaman lain, itu tidaklah aneh, sebabnya nyatanya memang kita berbeda-beda. Hidup ini hanya satu kali, atau lebih tepatnya hidupku hanya satu kali di dunia yang fana ini. Trus kenapa?
Karena saya hanya hidup satu kali, maka saya pun hanya lahir sekali dan mati juga akan sekali, kecuali jika mati suri! Karena hanya sekali, maka saya berusaha untuk tak menyia-nyiakan hidupku. Karena hanya sekali, maka saya akan membuat kisah hidup sebaik mungkin. Ya, kisah hidup sebaik mungkin, dan tentu saja versi saya sendiri, sebab ini sangat subyektif.
Kisah hidupku tertulis dan bertambah dalam kehidupanku sehari-hari. Dorrrr..... gagasannya ilang. Besuk  (satu hari, bulan, tahun lagi) akan saya lanjutkan dengan Legenda Pribadi. Lagian juga komputernya hanya minjem, jadi ada batas waktu deh!

Bercocoktanam Secara Tumpangsari

Bercocok tanam secara tumpangsari sudah nggak asing lagi kan? Rasanya semua petani sudah pernah mendengar itu. Dalam satu lahan dibudidayakan dua atau lebih jenis tanaman, itulah tumpangsari. Dengan metode ini, tentunya yang ingin dicapai adalah hasil yang maksimal dari suatu lahan tanam. Namun, apabila pemilihan jenis tanaman yang ditumpangsari nggak cocok, malah hasil minimallah yang dituai. Maka memilih jenis-jenis tanaman yang sesuai adalah sebuah keharusan bagi petani tumpangsari. Berikut ini pengalaman penulis berkaitan dengan tumpangsari.
Sekian lama bercocoktanam, belakangan saya menemukan jenis-jenis tanaman yang cocok dipadukan dalam satu lahan tadah hujan. To the point aja, jenis tanaman yang saya pilih itu adalah sebagai berikut: jahe, cabe rawit, pepaya dan terong belanda. Saya berprinsip, masa iya, satu dari empat jenis itu nggak ada yang menghasilkan! Kalau gagal semua, mending nggak usah bertani.
Permulaannya, saya siapkan lahan untuk siap tanam, dan waktu yang paling tepat, karena ini lahan tadah hujan adalah di akhir musim kemarau. Sementara itu, juga saya siapkan bibit jahe, penyemaian cabe rawit, pepaya dan terong belanda.
Ketika lahan sudah jadi, dalam arti sudah juga dipupuk kandang, sebelum datangnya hujan, bibit jahe sudah mulai saya tanam dengan lajur yang jelas dengan jarak satu meter. Akan sangat baik jika bibit jahe sudah mulai muncul mata tunas.
Hujan pertama, bibit cabe rawit  ditanam berdekatan dengan tanaman jahe. Jadi alur penanaman cabe rawit sesuai dengan dengan alur tanaman jahe.
Berikutnya, pepaya dan terong belanda juga mulai saya tanam dengan jarak antara 3-4 meter secara berselang-seling.
Alhasil, keempat jenis tanaman itu bisa tumbuh berdampingan dengan rukun. Pada bulan keempat, saya sudah mulai memanen cabe rawit, dan ketika dua bulan berikutnya cabe rawit habis, jahe sudah tumbuh besar dan mendekati kemarau sudah bisa dipanen.
Sementara itu, tanaman pepaya dan terong belanda juga sudah besar dan mulai latihan berbuah. Ini bukan omong kosong loh, lah wong saya sendiri yang tanam kok! Akhirnya untuk tahun berikutnya pepaya dan terong belanda semakin besar, dan pada siklus tanam berikut, saya tanami jahe dan cabe rawit lagi! Kalau nggak yakin, buktikan sendiri.
Berikut foto-foto tanaman tumpangsariku: He-he... foto terong belanda dan pepaya ilang! Nanti saya foto lagi.





jahe, kunyit, dan  kecipir
cabe rawit dan jahe. kangkungnya udah habis!

Pabrik Aqua di Rumah Sendiri


Air minum yang sehat merupakan kebutuhan pokok dalam hidup kita. Selain sehat tentu saja kalau bisa murah dan praktis cara mengadakannya. Sudah lazim selama ini kita membuat air minum atau sering kita sebut dengan air putih dengan cara direbus, atau yang lebih praktis membeli air minum galon yang relatif mudah kita jangkau. Nah, berikut ini akan saya paparkan satu cara lain untuk pengadaan air minum kita,  yakni air minum yang diproses dengan cara penjemuran  sinar matahari. Caranya sangat simpel dan saya rasa, asal mau dan ada kemungkinan, semua orang bisa membuatnya. (Pengalaman: saya sudah mengonsumsi air minum jenis ini selama setahun, dan tidak ada keluhan kesehatan). 
Pertama-tama carilah sumber air yang bersih, bisa dari PDAM, sumur atau mata air.
Kedua, dari sumber itu buatlah filter/saringan yang rapat. Ukurannya misalnya, bila air yang sudah melalui saringan bisa memenuhi galon 15 liter dalam waktu kurang lebih 3 jam, berarti saringan itu sudah bagus. 
Ketiga, siapkan dua galon air 15 literan, yang satu dipakai untuk  dan yang lainnya untuk penampungan.
Ketiga, siapkan selang dengan ukuran kecil--seperti selang yang dipakai unutuk waterpass bangunan, seculupnya.
Keempat, alirkan air yang sudah tersaring dengan selang ke galon penjemuran. Jika sudah penuh, matikan. Agar mudah pasanglah kran dari air tersaring.
Keempat, biarkan air dalam penjemuran terjemur matahari. Jika panas sepanjang hari, dua hari saja air sudah sehat untuk di minum, namun jika panasnya tidak fuul maka harus lebih dua hari. 
Kelima, alirkan air yang sudah terjemur itu ke galon penampungan, dan siap diminum. Demi praktisnya, pasanglah kran di bagian bawah galon penampungan.
Keenam, isilah kembali galon penjemuran dengan air baru, dan kangan lupa matikan jika sudah penuh.
Mudah kan?
Gagasan dasarnya: sinar ultraviolet alami dari matahari membunuh kuman dan bakteri dalam air, sehingga meskipun tidak melalui proses perebusan atau penyeulingan, iair yang terjemur tadi sudah terbebas dari kuman dan bakteri yang berbahaya untuk kesehatan kita.
Lihatlah gambar-gambar di bawah!

Air dari sumber  ditampung dalam bak penampungan. Dari bak ini dibuatlah filter rapat. 
Naih ini  galon penjemuran
Galon penampungan

Lihatlah, galon penjemuran di kejauhan dan yang dekat ini: galon penampungan




Ini belum final


Jumat, 10 Januari 2014

Membuat Pestisida Alami

Pestisida adalah obat yang gunanya untuk meniadakan hama pada tanaman. Ada dua macam pestisida, yakni kimia dan alami. Pestisida kimia merupakan obat hama buatan pabrik, dan mengandung unsur bahan kimia yang tinggi, sedangkan pestisida alami bukanlah produk pabrik dan tidak mengandung bahan kimia. Pembudidaya tanaman disarankan menggunakan pestisida alami. Mengapa? pestisida alami bersifat ramah lingkungan, sebab tidak menggunakan bahan kimia, sehingga tidak menimbulkan efek buruk dari bahan kimia itu, baik untuk manusia, hewan atau pun tanaman itu. Biasanya, pestisida alami bukan bersifat membunuh hama, melainkan hanya mengusir hama.
Mari kita belajar tentang pestisida alami. Ada banyak bahan alami yang bisa digunakan sebagai pestisida alami. Beberapa bahan ini mungkin tersedia di sekitar kita:
1. Tembakau. Rendamlah tembakau dengan ukuran kira-kira selama 2 hari. Ambillah air rendaman tembakau itu dan semprotkan pada tanaman yang ingin ditangani.
2. Bawang Putih. Geruslah sejumlah bawang putih dan campurkan dengan air secukupnya. Gunakan air itu.
3. Jengkol. Geruslah sejumlah jengkol dan campurkan dengan air secukupnya. Gunakan air itu. BELUM SELESAI JUGA....... nakhlum

Sabtu, 04 Januari 2014

Menanam Kangkung Darat


kangkung darat dan bayam
Kangkung adalah tanaman sayuran yang mudah untuk dibudidayakan, dan merupakan sayuran yang baik untuk kesehatan, terutama bagi yang lapar. Tapi, ingat jangan sampai kebanyakan, sebab kalau begitu akan mudah mengantuk, sehingga akibatnya hanya tidur melulu, akibatnya lagi tidak bisa bekerja. Bagaimana bekerja kalau hanya tidur melulu.
Ada dua macam varietas kangkung, yakni kangkung darat dan kangkung air. Sesuai namanya, kangkung darat ditanam di darat, sepertinya tanaman bayam dll, sedangkan kangkung air ditamam di air sepertinya halnya enceng gondok.
Nah, sekarang kita akan membahas bagaimana membudidayakan kangkung darat. Kangkung darat bisa ditanam di tanah bebas, bisa juga dalam polybag. Nih, contohnya:
di tanah bebad
dalam polybag



biji kangkung darat
Persiapan Budidaya. Baik penamanan pada tanah bebas maupun dalam polybag, pertama-tama anda harus mempunyai biji kangkung darat dulu. Itu bisa didapat di toko-toko pertanian atau pun minta dari orang yang anda kenal. Inilah bentuk biji kangkung:
Berikutnya, anda menyiapkan lahan. Untuk lahan bebas, buatlah bedengan dengan lebar kurang lebih 40 cm dan panjang seturut selera dan situasi. Bedengan hendaknya diberi pupuk  kandang (kotoran ternak:sapi, kambing atau ayam) secukupnya. Untuk dalam polybag, carilah polybag dalam ukuran seperti ember cat 5 kiloan. Polybag bisa diperoleh (tentunya beli) di toko pertanian. Bisa juga memanfaatkan wadah bekas, misalnya kantong plastik, ember cat, ember rusak, karung  dan apa pun yang bisa dipakai untuk tampung tanah. Isilah wadah itu dengan tanah yang subur.
Penanaman. Baik di tanah bebas ataupun dalam polybag, tanamlah biji kangkung sejumlah 3 sampai 4 pada setiap lubang tanam, dengan jarak kurang lebih 15 cm. Dalam waktu 7 hari, anda sudah akan bisa melihat, biji kangkung tumbuh.
Perawatan. Tanaman kangkung mudah dirawat dan sedikit hama. Bila ada rumput liar, cabutlah, jangan sampai kangkung anda kalah sama mereka. Bila daun kangkung anda berlubang, berarti ada ulat, usirlah dengan pestisida organik, misalnya air gerusan bawang putih disemprotkan pada tanaman kangkung. Konon ulat mabuk oleh bau menyengat bawang putih. Perhatikanlah juga kecukupan air, terlebih untuk yang ditanam dalam media polybag.
Pemanenan. Kangkung darat bisa dipanen mulai umur 30 hari, tergantung pada keseburan tanah. Panenlah dengan cara dipotong, jangan dicabut. Maksudnya, kalau dicabut, kan langsung habis! potonglah batang
lkangkung darat sebagai bunga
kangkung dengan menyisakan batang yang ada ketiak daun, agar nanti bertunas kembali.   INI BELUM SELESA LOH, makhlum komputernya nebeng orangI.........
mau dijual
.

Musik